Bantimurung adalah primadona wisata alam Sulawesi
Selatan. Sebagai objek wisata andalan, Bantimurung menyodorkan beragam
atraksi wisata menarik. Air terjun yang mengalir deras, aliran sungai
dengan tepian berbatu yang diapit kokohnya tebing terjal, serta sejuknya
hawa menjadi suguhan yang mengundang banyak pengunjung. Bantimurung pun
dikenal hingga ke mancanegara sebagai “The Kingdom of Butterfly”.
Sebuah julukan yang diberikan oleh Alfred Russel Wallace (1857) karena
keanekaragaman dan kelimpahan kupu-kupunya ini pulalah yang mendasari
Taman Nasional (TN) Bantimurung Bulusaraung mengembangkan penangkaran
kupu-kupu yang diusung dalam konsep Taman Kupu-kupu. Selain untuk
kepentingan konservasi jenis, Taman Kupu-kupu ini berfungsi sebagai
wahana pendidikan konservasi bagi masyarakat umum.
Beragam aktivitas dapat dilakukan di kawasan wisata Bantimurung.
Kesegaran air terjun mengundang para pengunjung untuk berwisata tirta.
Atraksi kupu-kupu beterbangan beraneka warna menambah semaraknya
suasana. Keindahan panorama ini pun dapat dinikmati dari atas ketika
kita melayang menggunakan flying fox. Pengunjung pun dapat
penyusuri keindahan aliran sungai hingga ke hulunya, di danau Kassi
Kebo. Danau ini dikelilingi oleh tebing terjal dan dihiasi hamparan
pasir putih di tepiannya. Danau ini lah yang menjadi habitat utama
kupu-kupu Bantimurung. Di dekat danau terdapat Gua Batu yang menyajikan
juntaian stalagtit dan tonjolan stalagmit serta keindahan ornamen gua
lainnya. Di sisi sungai lainnya terdapat pula Gua Mimpi dengan ornamen
yang tak kalah indahnya.
Pemerintah daerah Kabupaten Maros dan Balai TN. Bantimurung
Bulusaraung mengembangkan berbagai sarana dan prasarana wisata. Di
sekitar air terjun terdapat beberapa Gazebo sebagai tempat wisatawan
beristirahat. Tak hanya itu, mushola, toko souvenir, kolam renang anak,
baruga pertemuan, toilet, area parkir, dan penginapan pun telah tersedia
untuk mendukung kenyamanan berwisata.
Lokasi Kawasan Wisata Bantimurung sangat strategis bisa dijangkau
dari berbagai jurusan dan dilintasi oleh jalan lintas Kabupaten
Maros-Bone menjadikan lokasi ini semakin menarik untuk dikunjungi. Objek
wisata ini tak jauh dari Ibu Kota Provinsi. Dari Makassar hanya
berjarak ± 42 km dan dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin pun
hanya berjarak ± 24 km dan dapat ditempuh dalam waktu ± 1 jam dengan
menggunakan kendaraan roda empat
SEJARAH BANTIMURUNG
Wisata alam air terjun bantimurung di
kabupaten maros ,Sulsel ini menyimpan sejarah panjang di balik namanya
yang terkenal. Dalam Perjanjian Bungaya I dan II (1667-1669), Maros
ditetapkan sebagai daerah yang dikuasai langsung oleh Belanda. Hal ini
menjadikan bentuk-bentuk pemerintahan atau kerajaan-kerajaan kecil yang
berada di dalam wilayah Kerajaan Maros diformulasikan dalam bentuk
Regentschaap yang dipimpin oleh penguasa bangsawan lokal bergelar Regent
(setingkat bupati).Setelah itu, Maros berubah menjadi Distrik Adat
Gemenschaap yang dipimpin oleh seorang kepala distrik yang dipilih dari
bangsawan lokal dengan gelar Karaeng, Arung atau Gallarang. Kerajaan
Simbang merupakan salah satu Distrik Adat Gemenschaap yang berada dalam
wilayah Kerajaan Maros. Distrik ini dipimpin oleh seorang bangsawan
lokal bergelar Karaeng.
Pada sekitar tahun 1923, Patahoeddin Daeng
Paroempa, menjadi Karaeng Simbang. Ia mulai mengukuhkan kehadiran
kembali Kerajaan Simbang dengan melakukan penataan dan pembangunan di
wilayahnya. Salah satu program yang dijalankannya ialah dengan
melaksanakan pembuatan jalan melintas Kerajaan Simbang agar mobilitas
dari dan ke daerah-daerah di sekitarnya menjadi lancar.
Pembuatan
jalan ini, rencananya akan membelah daerah hutan belantara. Namun, suatu
waktu pekerjaan tersebut terhambat akibat terdengarnya bunyi menderu
dari dalam hutan yang menjadi jalur pembuatan jalan tersebut.
Saat
itu, para pekerja tidak berani melanjutkan pekerjaan pembuatan jalan.
Karena suara gemuruh tersebut begitu keras. Karaeng Simbang yang
memimpin langsung proyek ini lalu memerintahkan seorang pegawai kerajaan
untuk memeriksa ke dalam hutan belantara asal suara itu.
Usai sang
pegawai kerajaan melakukan pemeriksaan lokasi, Karaeng Simbang lalu
bertanya; “Aga ro merrung?” (Bahasa Bugis; suara apa itu yang
bergemuruh?).
“Benti, Puang,“ (Air, Tuanku), jawab sang pegawai tadi.
"Benti", adalah Bahasa Bugis halus atau tingkat tinggi untuk air. Kosa
kata seperti ini biasanya diucapkan oleh seorang hamba atau rakyat
jelata ketika bertutur dengan kaum bangsawan. Mendengar laporan
tersebut, Karaeng Simbang lalu berkenan melihat langsung asal sumber
suara gemuruh dimaksud.
Sesampainya di tempat asal suara, Karaeng
Simbang terpana dan takjub menyaksikan luapan air begitu besar merambah
batu cadas yang mengalir jatuh dari atas gunung. Beliau lalu berujar;
“Makessingi kapang narekko iyae onroangngnge diasengi Benti Merrung!“
(Mungkin ada baiknya jika tempat ini dinamakan air yang bergemuruh).
Kampung baru
Berawal
dari kata Bentimerrung inilah kemudian berubah bunyi menjadi
bantimurung. Penemuan air terjun tersebut membuat rencana pembuatan
jalan tidak dilanjutkan. Malah, daerah di sekitar air terjun tersebut
dijadikan sebagai sebuah perkampungan baru dalam wilayah Kerajaan
Simbang. Kampung ini dikepalai oleh seorang kepala kampung bergelar
Pinati bantimurung.
Saat ini, Bantimurung menjadi salah satu
kecamatan dalam wilayah Kabupaten Maros, begitu pula Simbang. Sedangkan
air terjun bantimurung menjadi kawasan wisata alam. Air terjun ini
berasal dari luapan air yang mengalir jatuh dari atas, merambah batu
cadas dengan ketinggian kurang lebih 30 meter dari permukaan tanah. Air
terjun ini menggemuruh sepanjang hari sehingga menjadikannya tempat
rekreasi yang sangat populer.
Kawasan wisata alam bantimurung
terletak di lembah bukit kapur. Dikelilingi pemandangan indah dan
berhawa sejuk. Lokasi ini mudah dicapai karena kendaraan umum dari dan
ke lokasi selalu tersedia. Apalagi jaraknya hanya sekitar 12 kilometer
dari ibukota Kabupaten Maros, atau sekitar 45 kilometer dari pusat kota
Makassar.
Selain air terjun, terdapat objek wisata lain di sekitar
kawasan ini yakni goa mimpi dan goa batu. Goa mimpi merupakan salah satu
tempat yang digemari. Karena di dalam goa terdapat stalaktit (relief
batu yang terbentuk dari tetesan air dan menggantung di atas
langit-langit goa) indah dengan kumpulan kristal.
Di sekelilingnya
diterangi lampu sehingga memperindah suasana di dalam goa. Inilah yang
membuatnya disebut goa mimpi karena ketika berada di dalamnya, kita
seakan-akan berada dalam mimpi. Selain itu, kondisi alam tropis yang
subur menjadikan kawasan ini sebagai pemukiman ideal bagi berbagai jenis
kupu-kupu. Saat ini tercatat sekitar 150 spesies kupu-kupu yang hidup
di sini. Beberapa diantaranya merupakan spesies khas yang sulit ditemui
di daerah lain. Tak heran bila tempat ini pernah terpilih sebagai
pelaksana konferensi internasional kupu-kupu.
Dalam mempromosikan
kawasan wisata alam bantimurung, Pemerintah Daerah Kabupaten Maros
pernah membuat akronim nama Bantimurung yang mirip parodi yaitu, Banting
Murung, tempat anda membanting kemurungan.
Adapun Karaeng Simbang
wafat pada tahun 1957 dan dimakamkan di Belakang Masjid Pakalu (salah
satu kampung dalam wilayah Kerajaan Simbang, sekarang bernama Lingkungan
Pakalu dalam wilayah Kecamatan Bantimurung, yang dibangun dengan dana
swadaya di atas tanah pribadinya. Karena itulah ia bergelar Matinroe ri
Masigi’na (yang dimakamkan di mesjidnya). Nama lengkapnya, Patahoeddin
Daeng Paroempa Sultan Iskandar Muda Matinroe ri Masigi’na.
Menurut
Sejarah bantimurung berasal dari kata Bentimerrung dan sekarang menjadi
Bantimurung.Bantimurung merupakan taman nasional wisata alam Indonesia.
Terdapat banyak sekali wisata alam yang ditawarkan di tempat wisata yang
ada di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan ini. Diantaranya adalah Air
terjun bantimurung Penangkaran kupu-kupu, Goa, Cagar Alam dan lain-lain.
1. Air Terjun Bantimurung
A. Selayang Pandang
Air
terjun bantimurung merupakan objek wisata alam di Sulawesi selatan yang
sangat terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan. Air terjun ini
memiliki lebar 20 meter dan tinggi 15 meter. Airnya yang jernih dan
sejuk meluncur dari atas gunung batu dengan deras sepanjang tahun. Di
bawah curahan air terjun terdapat sebuah tempat pemandian dari landasan
batu kapur yang keras dan tertutup lapisan mineral akibat aliran air
selama ratusan tahun. Kedalaman air dipemandian ini antara mata kaki
hingga ke pinggang.
B. Keistimewaan
Selain memiliki air terjun
yang mempesona, kawasan wisata air terjun bantimurung juga menjadi
habitat barbagai spesies kupu-kupu yang langkah, sehingga penjajah
belanda pernah menjuluki tempat ini sebagai “Kindom of butterfly”.
Bahkan, seorang naturalis asal inggris, Alfred Rassel Wallase, pernah
tinggal dikawasan ini selama kurang lebih satu tahun (1856-1857) untuk
meneliti 150 spesies kupu-kupu yang tergolong langkah itu. Hingga saat
itu, para pengunjung masih dapat menyaksikan indahnya warna-warni
kupu-kupu dengan berbagai spesies yang beterbangan ke sana-ke mari
diantara bunga-bunga dan semak-belukar yang memenuhi gunung batu
bantimurung.
C.Lokasi
Air terjun bantimurung berada di wilayah kecamatan bantimurung, kabupaten maros, provisi Sulawesi selatan.
D. Akses
Objek
wisata air terjun bantimurung terletak sekitar 20 km dari bandara
hasanuddin, 15 km dari kota maros, dan 50 km dari kota Makassar. Objek
wisata ini dapat dicapai dengan menggunakan mobil pribadi dari kota
Makassar sekitar 1 jam. Jika pengunjung dari bandara hasanuddin,
perjalanan dapat ditempuh dengan mobil pete-pete (mikrolet) atau bus
wisata sekitar 10 menit.
E. Akomodasi dan Fasilitas
Dilokasi
wisata ini tersedia beberapa tempat peristirahatan bungalow dan wisma
bagi para pengunjung yang ingin lebih lama menikmati keindahan alamnya.
Di sepanjang jalan masuk ke lokasi terdapat sejumlah pedagang souvenir
kupu-kupu berbentuk gantungan kunci ataupun hiasan dinding dengan harga
bekisar antara Rp. 5000 hingga Rp. 25.000.
2. Penakaran Kupu-kupu
Saat
berada di kawasan Taman Nasional Bantimurung, jangan lewatkan tempat
penangkaran kupu-kupu yang berada tidak jauh dari loket pembelian karcis
masuk. Sebaiknya anda mengunjungi tempat ini dahulu sebelum masuk lebih
dalam ke kawasan Taman Nasional agar dapat lebih mengerti segala hal
yang berhubungan dengan siklus hidup kupu-kupu dengan melihatnya secara
langsung.
Ada 2 kerangkeng besar ditempat penangkaran tersebut
yang berisi beberapa jenis kupu-kupu. Mulai dari telur, larva/ulat,
pupa/kepompong, hingga kupu-kupu dewasa dapat dijumpai di tempat.
ini.
Umur yang relatif pendek (39 hingga 53 hari) dengan empat tahapan
menarik dalam kehidupan seekor kupu-kupu. Petugas penangkaran akan
dengan senang hati memberi penjelasan mengenai siklus hidup kupu-kupu.
Ternyata
untuk dapat menjadi seekor kupu-kupu dewasa tidaklah mudah. Mulai sejak
masih berbentuk telur hingga menjadi kupu-kupu dewasa penuh dengan
ancaman (predator). Berbagai jenis serangga seperti laba-laba merupakan
predator utama kupu-kupu.
Fasilitas penangkaran kupu-kupu pun juga
melengkapi KTN Bantimurung sebagai bentuk nyata pelestarian habitat
kupu-kupu. Di penangkaran buatan ini pun pengunjung bisa mengintip
perkembangbiakan kupu-kupu secara langsung. Terdapat kurang lebih 103
jenis kupu-kupu yang ditemukan di sana.
Selain kupu-kupu, pengunjung
dapat melihat beberapa ekor monyet yang bergelantungan di pohon-pohon
yang rindang di sekitar bukit. Dulu habitat monyet juga memenuhi kawasan
wisata ini, namun karena ulah manusia yang menangkap dan memburunya,
monyet pun tersingkir dan populasinya menurun. Kini, pemerintah daerah
setempat mulai melestarikan populasi monyet di KTN Bantimurung.
Ternyata
kupu-kupu dan monyet bukan satu-satunya daya tarik Bantimurung, masih
ada bonus luar biasa saat menyaksikan eksotisnya air terjun di antara
bukit di Bantimurung. Pelangi pun tercipta di antara gerojokan air alam
itu. Tidak sia-sia perjalanan saya kali ini hingga ke Bantimurung.
Wisata yang layak Anda coba!
3.Gua Mimpi
Adalah
pada kunjungan kedua ke Taman Nasional Bantimurung seorang pemandu
wisata lokal mendekat dan menyapa, serta menawarkan jasanya untuk
menemani ke Gua Mimpi, yang juga dikenal dengan nama Gua Jodoh. Saya pun
menyetujui tawarannya, dan setelah berkunjung ke museum kupu-kupu dan
memotret Air Terjun Bantimurung, kami pun mulai berjalan menuju ke arah
Gua Mimpi Bantimurung.
Jalan ke Gua Mimpi Bantimurung melewati
undakan di pinggir sebelah kiri Air Terjun Bantimurung yang tingginya
sekitar 30 meter, dan lalu berjalan menyusuri jalan yang disemen selebar
sekitar satu setengah meter yang ditembok di kiri kanannya. Lokasi Gua
Mimpi Bantimurung berada sekitar 800 meter dari Air Terjun Bantmurung.
Jalan ke arah Gua Mimpi Bantimurung relatif datar dan tidak memerlukan
banyak usaha ekstra untuk sampai di sana.
Tembok semen yang
memisahkan sungai dengan jalan ke Gua Mimpi Bantimurung, yang dibuat
untuk mencegah tumpahnya air sungai ke jalan ketika musim penghujan
tiba, saat ketinggian air sungai bisa hampir setinggi tembok pemisah
ini. Air yang permukaannya terlihat tenang ini, memiliki arus bawah
permukaan yang kuat.
Perjalanan ke Gua Mimpi Bantimurung juga
melewati sebuah kawasan hutan belukar dimana suara monyet sangat jelas
terdengar. Beberapa monyet terlihat berjalan dan berloncatan di cabang
pohon yang tinggi, namun rimbun pohon dan posisi dahan membuat
monyet-monyet itu sulit untuk dipotret.
Tepat sebelum sampai ke Gua
Mimpi Bantimurung, terdapat sebuah air terjun kecil yang airnya jatuh ke
sebuah danau dengan permukaan tenang dan terlihat menyejukkan, yang
mudah menarik orang untuk berenang menikmati kesejukan airnya yang
bening, tanpa mengetahui bahwa bahaya besar bisa mengancam dari dalam
air danau yang terlihat tenang ini.
Danau yang tenang ini telah
memakan beberapa korban, yang terbenam ke dasar danau karena arus pusar
yang kuat, dengan korban terakhir seorang pelajar berusia 16 tahun yang
mati tenggelam pada bulan Mei tahun lalu. Danau yang cantik ini
karenanya terkenal dengan sebutan Danau Tengkorak. Danau ini sekarang
tertutup bagi umum, dan pagar kawat dipasang untuk mencegah orang masuk
ke area ini. Kecantikan memang bisa menyesatkan…
Pemandangan indah di
dinding mulut gua yang masih mendapat sorot cahaya matahari sore, dengan
bentuk batuan unik sebagai hasil pencucian dan pelarutan batuan gamping
(limestone) yang disebut karst. Bentuk batuan yang menyerupai muka
dengan mata besar tertutup serta mulut dengan gigi tonggos tampak berada
di sebelah kiri atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar